Minggu, 25 Maret 2018

REVIEW FIKSI - THE WORLD'S BEST BOYFRIEND

[REVIEW] FIKSI – THE WORLD’S BEST BOYFRIEND

Penulis : Durjoy Datta
Desain Kover : Indah Rakmawati
Penyunting : Mery Riansyah
Penerbit : Haru
Penyelaran Aksara : Seplia
Penata Sampul : Iman Dayasya
Cetakan : Pertama, Januari 2018
Halaman : 388 hal

                                     B*L*U*R*B
         Kata orang, cinta dan benci itu berbeda tipis. Dan terkadang, kita tidak bisa membedakannya…
Dhruv adalah berandalan tampan yang populer. Aranya adalah gadis genius dengan penyakit memalukan. Mereka pernah saling jatuh cinta, tapi suatu insiden membuat keduanya menjadi musuh bebuyitan dan melupakan satu sama lain.
Hingga akhirnya mereka bertemu kembali. Kali ini, mereka menghabiskan sebagian besar waktu dengan saling membenci dan mencoba menghancurkan satu sama lain. Namun, entah kenapa mereka justru tidak dapat saling menjauhkan diri.

“Aku bisa bilang apa?ini takdir. Tapi karena kau juga di sini sekarang, aku yakin ini akan menyenangkan.” (hal. 60).

        Selamat siang di hari panas dari kota Solo. Apalagi di akhir bulan gini, suasana kok makin panas. Hehe. Nah pas juga nih bUat baca The World’s Best Boyfriend dari Durjoy Datta, Hindi-lit pertama dari Penerbit Haru yang juga “hot”.
   Jadi awal pas baca blurbnya, agak dibilang, tema yang dipakai nyaris sama dengan novel romance lainnya—suka-benci-suka lagi.  Konflik lain yang terasa familiar seperti efek broken home, pengitimewaan anak satu dibanding anak lain dan juga komunikasi itu penting antara orang tua dan anak, membuat novel ini punya pesan yang tersirat, malah amat tersirat mungkin. Pembaca akan menyelami bagaimana sosok Dhruv yang terkenal berandal tapi begitu menyukai Aranya, ayah Dhruv yang menunjukkan bahwa melepas orang dicintai demi kebahagiaannya sangat sesak tapi harus dilakukan atau Aranya yang gigih menunjukkan “ini lho gue yang hebat”. Dan mungkin novel ini jadi sedikit menggambarkan “oh begitu ya kehidupan di India sana” meskipun tidak 100%. Ngomong-ngomong, kok aku banyak sekali pakai kata “mungkin” ya. Hmmm abaikan-abaikan.
   Cus lanjut.
     Tapi mengingat label 21+ di cover belakang, pembaca diharap mematuhi aturan ini ya. Plis jangan dilanggar karena emang banyak hal yang hal-yang-tidak-boleh-dibaca-atau-dilakukan mengingat penulis cukup liar mendeskripsikannya. Bahkan candaan Dhruv dan temannya itu selalu menjurus ke itu. Entahlah, aku nggak dapat feel mengapa adegan “itu” harus diceritakan. Menurutku diskip aja nggak masalah. Peace. Hehe.
      Terlepas dari itu semua, aku salut dengan penerjemah dan editornya. Terjemahannya mudah dimengerti dan minim typo. Yeay! E tapi, Penerbit Haru, aku suka pembatas bukunya kayak kemarin pas aku baca Voice in My Head, terlihat easy going dan nggak kaku. Monoton aja sih pembatas buku selalu berbentuk persegi panjang. Xixixi.
Oh ya, lewat novel ini aku tahu bahwa menjadi berbeda itu memang sulit but why not? Kamu bisa menonjolkan kemampuan lebihmu dengan cara positif (harusnya).
      Demikian review novel The World’s Best Boyfriend dariku, sebelum undur diri, di akhir blogtour nanti akan ada giveaway di page Penerbit Haru, nah salah satu pertanyaannya ada di blogku. And what is that?

Siapakah gadis yang disukai Dhruv?”

Gampang kan jawabannya? Kamu simpan dulu jawabannya sampai akhir blogtour ya.
      Akhir kata, terima kasih buat Penerbit Haru atas kesempatan yang diberikan untukku. Yeay! Semoga kita bisa kerjasama lagi. See you soon Ayam Haru. Salam buat dedek Paus Spring dan Rubah Inari ya. Bilang kangen dariku. Haha.

PS: Margin, font dkk nya hancur karena posting lewat hp 😭

Sabtu, 10 Maret 2018

REVIEW HEARTBREAK FORMULA

[REVIEW] FIKSI – HEARTBREAK FORMULA

Penulis: Mpur Chan
Desain Kover: Indah Rakmawati
Penyunting: Yooki
Penerbit: Haru
Layout Kover: @teguhgra
Penyelaran Aksara: Seplia
Cetakan: Pertama, Desember 2017
Halaman: 292 hal

Sore tadi, pukul 06.45 di hari ulang tahun Harry yang ke-18, aku menabrakkan diri pada sebuah mobil yang melaju.
Hary… pria yang kupercaya dan selalu ada untukku berubah sejak kami masuk SMA. Pria itu tak lagi ada di sampingku bahkan ketika aku sedang berada di titik terendah dalam hidupku.
Kupikir aku punya jawaban untuk masalahmu,” ujar Dokter Cornell, merendahkan suuaranya. “im penelitianku sedang berskperimen membuat formula untuk membuat manusia lupa akan kejadian buruk di masa lalu. Formula Olvidelo.”
Ketika penawaran itu datang, sebuah pintu baru seolah terbuka di hadapanku.
Formula itu mungkin adalah jawabannya. Namun masalahnya, aku tak tahu apakah formula itu akan menyelamatkanku …tau mal;ah menjeremuskanku.

Hisashiburi! Hufh aku udah mulai bersih-bersih blog nih! Banyak sarang laba-labanya juga. Hehe.
Yeyay, ini review pertamaku di tahun 2018. Novel dari Penerbit Haru yang kubaca di tahun ini karena blurbnya yang langsung buatku memicingkan mata. Bunuh diri. Aku sellau tertarik dengan novel yang mengangkat tema kayak gini. Seperti ada magnet tak kasat mata untuk dilihat. Cus this is out:

Setelah mencoba bunuh diri untuk kedua kalinya dan gagal, Summer memutuskan untuk mengiakan tawaran dokter Cornell tentang penelitian formula Olvidelo. Di tempat penelitian, ia bertemu dengan kesebelas anak lainnya yang juga memiliki masalah hampir sama. Ke semua obek penelitian itu dinamakan berdasarkan nama bulan dalam setahun dan dikelompokkan menjadi 3 grup. Summer yang sekarang disebut April, berkelompok dengan June, May dan December. Nyatanya, ketika April mencoba menghidar dari segala interaksi dengan obyek penelitian lain, ia malah dekat dengan June yang bertekad tetap akan bunuh diri setelahkeluar dari Zanson Survival Shelter. Sanggupkah Summer mencegah tindakan June sedangkan dirinya juga ingin melakukan hal yang sama? Lalu bagaimana hubungan April dengan ibu dan ayah yang pergi meninggalkannya?

Menurutku, tokoh Summer di sini membuatku miris. Karena kupikir banyak sekali di sanan, orang-orang yang merasa sendiri. Bahkan ia tidak merasa punya keluarga ketika orang yang ia panggil keluarga tepat di sampingnya.
Aku suka cara kak Mpur Chan menuturkan cerita mirip novel terjemahan. Entahlah feelku ngerasa gitu. Dan lagi, risetnya kece! Salut. Karena yang nggak asal tulis gini selalu punya kesan mendalam. Ceile. Meskipun aku ngerasa juga masalahnya kurang dieksplore begitu pula dengan konflik keluarga yang pengen banget ditonjolkan. Hehe. But overall, Heart Formula adalah salah satu novel local yang aku suka. btw, kenapa judulnya bisa Heartbreak Formula, ya?