REVIEW MY WEDDING DRESS - DY LUNALY
Penulis :
Dy Lunaly
Penyunting :
Starin Sani
Ilustrasi
Isi :
Dy Lunaly
Perancang
Sampul : Titin Apri Liastuti
Penerbit :
Bentang
Cetakan :
Pertama, Oktober 2015
Halaman :
270 hal + vi
Harga :
Rp. 59.000,00*
“Jangan sampai satu hari buruk merusak kebahagiaan yang sedang
mengantre untuk menghampiri kita.” (Hal 18)
Mimpi.
Inilah yang diharapkan Abigail Kenan Larasati yang sering disapa dengan sebutan
Abby ketika Andre, kekasihnya meninggalkan acara pernikahan sesaat sebelum
mereka menaiki altar. Tanpa alasan yang jelas, Andre menghilang.
Setahun
berlalu. Abby masih setia mengurung diri di kamar setelah ia resign dari tempat kerjanya terdahulu.
Berbekal hobi lamanya membuat sketsa dan karikatur, Abby membuka online shop
khusus customizable greeting card.
Namun, Abby ternyata masih menyimpan luka yang dalam ketika membersihkan
kamarnya dan menemukan gaun pengantin sempurna yang ia pesan bersama Andre.
Abby pun bertekad harus melakukan sesuatu dengan gaun tersebut. Maka muncullah
sebuah ide gila di luar dari batasan diri Abby.
Travelling menggunakan gaun pengantin.
“There is no good in goodbye but we should do it to move forward.”
(Hal 22)
Dimulailah perjalanan travelling solo pertamanya ke Penang,
Malaysia. Di tengah disorientasinya berkeliling di sekitar Georgetown, ia
bertemu dengan Wira, seorang pria Indonesia bermata biru yang tidak sengaja
terluka ketika Abby memaksa menutup pintu kabin tenpat ia meletakkan bawaannya.
Awalnya ia mengira Wira adalah seorang penguntit. Tapi tak disangka ia adalah
seorang penulis buku traveler yang ia
pinjam dari Gigi, adiknya dan ia pun menyukai tulisan Wira.
Bersama lelaki itu Abby melakukan
hal-hal di luar kebiasaannya. Dinner dengan seorang yang asing di China Town,
berbasah-basahan mencicipi Aglio Olio di kedai kopi dan naik ke puncak Penang Hill yang tingginya
nyaris 900 meter. Akhirnya Abby pun tahu rahasia yang disimpan Wira. Patah hati
yang hampir sama dengannya. Tapi Wira menanggapi kegundahannya dengan pandangan
yang berbeda. Abby pun seolah resmi menjadi travelmatenya
Wira.
Dan Wira pun mengajak Abby ke
Singapura, bersua dengan kedua sahabatnya, Jiyad dan Noura yang dikaruniai
seorang putri, Cacha. Tanpa sengaja saat Wira mengajak Abby menonton Swan Lake,
ia menemukan jawaban atas pertanyaan yang selalu menghinggapi dirinya sendiri.
Ya, ia bertemu dengan Andre sedang bersama seseorang. Apakah ia berhasil
menerima alasan yang diajukan Andre? Dan sanggupkah gaun pengantinnya menyerap
semua kesedihan Abby? Akankah Abby mendapat kebahagiaan dengan getar-getar rasa
yang ia dapatkan bersama Wira?
“The cure for everything is salt water either tears or the sea.”
(Hal 124)
Pertama
melihat covernya lagsung klepek-klepek. Warna hitam memberikan kesan amazing ditambah aksen topi, kamera,
sepatu, sling bag, jelas memberikan gambaran isinya tentang travelling. Beberapa obyek wisata di Malaysia dan Singapura terasa real saat membacanya. Ditambah lagi
pengetahuan tentang balet, parfum branded,
makanan yang tidak lazim menjadi informasi positif bagi pembaca.
“If it’s good , it’s wonderful. But if it’s bad, it’s experience.”
(Hal 234)
Menggunakan
POV 1, pembaca seolah berasa jadi Abby. Cocok sekali untuk menguras emosi dan
mengungkapkan perassan yang dialami tokoh utama. Tapi sumpah deh, kagak mau
jadi Abby yang tinggal Andre tapi mau sih ketemu Wira, xixixi. Mengangkat tema
LGBT yang sedang booming akhir-akhir seolah menjadi daya tarik yang sengaja
disematkan mbak Dy. Argh, benar-benar terpikatlah dengan jalan cerita weddinglit ini. Sekalipun WIra terlalu
sempurna untuk ada di dunia nyata. Dan hal yang paling suka dari novel adult ini adalah tidak terlalu banyaknya
adegan dewasa yang biasa diumbar oleh novel sejenis. Good job mbak.
Some people come into our lives just to teach us how to let go.
(Hal 120)
Sesuai yang
tertulis di halaman awal, novel ini “Untuk mereka yang (masih) percaya akhir
setiap kisah cinta adalah bahagia selamanya …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar