Senin, 11 November 2019

[BOOK REVIEW] KAMI (BUKAN) JONGOS BERDASI


[BOOK REVIEW] KAMI (BUKAN) JONGOS BERDASI

Judul: Kami (Bukan) Jongos Berdasi
Penulis: JS Khairen
Penerbit: Bukune
Penyunting: MB Winata
Penyelaras Aksara: Sein Arlo
Penata Letak: Nunu
Penyelaras Tata Letak: Bayu NL
Desainer Sampul: @arcahyadi
Penyelaras Desain Sampul: Raden Monic
Cetakan ke: 1, Oktober 2019
Jumlah hal: 409 hal + xi


“Sebuah keputusan buruk, di hari yang tak kalah buruk, boleh jadi adalah pembuka dari sebuah cerita hebat” (hal. 85)

----------B.L.U.R.B---------

“Alumni Kampus UDEL kini telah lulus. Masuk ke dunia nyata “Alumni Kampus UDEL kini telah lulus. Masuk ke dunia nyata yang penuh tikus.
Ada yang bertahan, ada yang sebentar lagi mampus.Kerja di Bank EEK? Ada. Kerjanya pindah terus? Ada. Bimbang ikut keinginan orangtua atau ikut kata hati? Ada. Apa lagi pengangguran banyak acara, pasti ada. Namun, diam-diam ada juga yang kariernya lancar, gajinya mekar, dan jodohnya gempar menggelegar.
Mendapat intimidasi dari rekan kerja, lingkungan, dan keluarga itu sudah biasa. Mendapat cemoohan bagi yang ingin berkarya, jelas jauh lebih biasa. Menerima perlakuan semena-mena, hingga tertawaan dan hinaan adalah sarapan pagi.
Akankah mereka bertahan di dunia yang penuh intrik ini? Atau mereka harus jadi jongos berdasi, pura-pura mampu beradaptasi, dengan tantangan dunia yang terus gonta-ganti?
———
Buku ini wajib dibaca oleh pelajar SMA, mahasiswa, para orangtua, karyawan, petinggi perusahaan, para pencari kerja, mereka yang ingin berkarya, para pengambil kebijakan di berbagai institusi, hingga Presiden Korea Utara agar kita bisa memutuskan, apakah besok kita libur atau kerja dan berkarya.
Buku kedua dari serial novel KAMI (BUKAN) SARJANA KERTAS.”

“Apa yang kita harapkan, betul-betul idamkan, tak jarang berakhir sebatas angan. Ini kehidupan nyata, bukan kisah fiksi ketika pahlawan pasti bisa mengalahkan penjahat. Bukan kisah inspiratif kerja keras yang selalu digaung-gaungkan motivator. Bukan rumus sederhana bahwa sukses adalah jalan lurus. Bukan kata-kata penyemangat dari orang yangtelah dahulu memulai, bahwa segala sesuatu yang betul-betul kita inginkan akan dapat tercapai jika kita berjuang tak kenal lelah” (hal. 383-384)

Halo?!

Kira-kira apa yang kamu pikirkan ketika mendengar judul dari novel JS Khairen kali ini? Well, ini pertama kalinya, aku menikmati karya pengagum Rheinald Kasali ini. Dan kesan pertamaku pas baca? Wooooooooooooooooooowwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww ...... (Lebay? Biarin )

Kelompok Ogi yang terdiri dari Sania (bekerja di bank EEK), Juwisa (bisnis kuliner dan kembali merantau ke megapolitan untuk mengejar beasiswa S2), Randi (wartawan yang berambisi biasa, lulus terus nikah), Arko (fotografer yang balik dari Eropa), Gala (anak konglomerat yang bercita-cita membuat sekolah), Ogi (yang belum balik dari Amerika) dan Lira (mantan dosen di kampus UDEL). Ketujuhnya mengalami pergolakan masing-masing dari tempat kerja yang tidak nyaman, tuntutan kerja yang melebihi kerja rodi hingga masalah ekonomi yang harus segera dituntaskan. Sanggupkah mereka melewatinya? Atau mereka hanya memang jongos berdasi?


“Benarlah adanya jika hati bisa tumbuh hingga seluas tujuh lautan. Jika sering menyakiti hati seseorang, jangan harap kita membuatnya kalah, justru malah memperbesar wadah.kelak, racun receh sepertimu justru akan tenggelam tak bersisa.”(hal. 297)

Nah, waktu baca kisah mereka satu persatu, semua masalah tampak real dan related banget. Seolah buku ini curhatan hidup bagi mereka yang baru menyandang gelar sarjana dan juga permasalah antara impian atau kenyataan.

Kisah yang paling ajigijaw menurutku adalah Sania. Banyak pesan yang diselipkan di dalamnya. Dari mengorbankan (sedikit egoisme impian) demi keputusan yang lebih baik dan orang tua, juga bagaimana bertindak curang pun, salah apapun, pengakuan menjadi jalan ter-pas. Bahkan ketika Sania menemukan passionnya, ia menjadi semangat dan berinisiatif membantu temannya. Aku terharu pas baca bagian ini. Persahabatan mereka ini bikin iri. He...

“Boleh saja ada seribu orang yang tak percaya pada impianmu. Tapi pastikan dari seribu orang itu, dirimu sendiri bukan salah satunya.”(hal. 119)

Meski size font-nya cukup mini,novel setebal 400an halaman ini nggak bikin boring, gaes. Bahkan ketika aku menyelesaikan per bab-nya, aku selalu menantikan quote terbaik yang menutup (atau mengawali) bab selanjutnya. Dan alhasil, sticky noteku mewarnai novel ini karena saking banyaknya quote yang ngena dan pas pas banget (pengen aku stabilo-in tapi eman. Hehe)

“Dia sudah kepala tiga setengah. Sudah di usia yang tak lagi wajar – menurut standar rakyat sebetulnya tak perlu ada—untuk menikah.” (hal. 175)

Bahkan part-part romance yang diselipkan di alur nggak garing. Malah aku suka ke-sweet-an mereka. Apalagi JS Khairen ini pandai baper-in pembaca. Dari yang Randi dijodohkan ke Juwita lalu Sania lalu ke Selly dan ah siapa lagi itu. Tapi pas baca bagian epilog, hmmm, aku makin penasaran si Sandi itu anaknya siapa.

Bahasa yang digunakan di Kami (Bukan) Jongos Berdasi ini asyik, kayak santai tapi nggak sesantuy loe-gue an sepanjang buku. Aku sih paling suka pas dialog terus ada kalimat ‘wash wesh wosh wash wesh wosh dan ajigijaw’. Haha...

Hanya aku masih menemukan typo. Harusnya tertulis Juwisa tapi ditulis Sania dan juga pekerjaan Juwisa yang benar Kementerian pertanian atau Kementerian Perhutanan


“Saat kita salah, diam dan mengakui adalah cara yang benar. Jika malah ngotot dan bersikeras kita tak salah, hadedeh, ini akan memberikan tontonan gratis pada orang lain bahwa betapa tidak pintarnya kita. Diamlah. Terimalah. Itulah cara yang benar saat kita salah.” (hal. 238)

Terakhir, karya ini bikinaku ketagihan baca karya JS Khairen lainnya. Semoga berjodoh. Aamiin.
Dan demi kelompok Ogi, suwerr kamu nggak bakalanrugi kalau baca buku ini.

Lalu, terima kasih untuk Penerbit Bukune yang sudah memberi aku kesempatan mereview buku ini. Semoga nggak kapok dan bisa duet bareng lagi ya.

1 komentar:

  1. Wah, barusan aku selesai baca buku ini. Pas epilognya, ada tokoh sandi, dan aku mikirnya ini anaknya Sania dan Randi, karena namanya kalo disingkat jadi pas gitu, wkwkw. Oh iya kunjungi blog aku juga, ya. Beberapa kali aku juga bikin review buku juga, hehe. Semangat mereview selalu, salam :)

    BalasHapus