Jumat, 22 November 2019

[BOOK REVIEW]NEE, SAJANGNIM




Judul: Nee, Sajangnim
Penulis: Dekdi A
Penerbit: Bukune
Penyunting: Sein Arlo
Penyelaras Aksara: Nomena Hutauruk
Penata Letak: Erina PS
Penyelaras Tata Letak: Bayu NL
Desain Sampul dan Ilustrasi Isi: Raden Monic
Cetakan ke: 1, September 2019
Jumlah hal: 378 hal + vi



“Hm, orang tampan cenderung bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan. Stigma masyarakat, orang tampan dimaafkan.”(hal. 10)


----------B.L.U.R.B---------

Setelah menjadi pengangguran selama satu tahun, Hwang Hana akhirnya diterima di LOUISA—perusahaan paling berpengaruh di Korea. Ia kira hidupnya akan tenang ketika sumber uang sudah di depan mata. Namun, siapa sangka, ternyata Jung Jae Yun, bosnya yang otoriter dan galak menyiksa tenaga dan batinnya. Berangkat pukul lima pagi, lembur sampai pukul dua belas malam. Belum lagi harus ke kediaman bosnya untuk menyiapkan pakaian dan menemani olahraga sambil membahas saham perusahaan. Sebenarnya pekerjaan apa yang Hana kerjakan? Sekretaris atau babu? Sampai akhirnya sebuah peristiwa satu malam membuat dunia Hana dan Jae Yun berubah 180 derajat. Mereka tidak lagi dapat menjalani hubungan profesional dengan nyaman. Status mereka pun dipertanyakan, apakah terus menjadi rekan dalam pekerjaan atau harus berlanjut ke pernikahan?
-----------------

Semangat pagi semua. Apa kabar hari-hari kalian kemarin? Semoga tetap gembira-gembira selamanya, ya 
Well, kali ini review bukuku cukup beda, ya. Karena emang aku jarang membaca fan-fiction apalagi yang berbau Korea, K-pop, Idol dan teman-temannya itu. Tapi ternyata pengalaman pertam itu memang berkesan kok.


Sesuai blurbnya, Nee, Sajangnim tidak jauh beda dengan kebanyakan drama korea yang ada: cewek biasa dan cowok super ketus yang kaya raya dan tampan(?). awalnya sebel dan ada suatu kejadian antara keduanya hingga perasaan suka muncul. Bagian masa lalu yang belum bisa terlupakan menjadi inti dari kisah bos perusahaan dan sekretarisnya. Sebuah kisah klise yang pernah diangkat menjadi beberapa drama, tapi entah kenapa cerita Nee, Sajangnim ini cukup asyik.


Karakter Hwang Hana cukup menyenangkan dan ceria. Berkebalikan dengan Jae Yun yang kelam, misterius dan ketus. Jae Yun sendiri adalah duda milyader yang diselingkuhi oleh Jane, istrinya meski mereka sudah dikaruniai seorang putra, Jae Han. Nah konflik timbul setelah Hana bekerja menjadi sekretaris pribadi Jae Yun.


Memakai dialog enteng dengan isu-isu pelecehan, novel setebal 300 halaman ini sarat makna yang ingin disampaikan penulis. Meski latar tempatnya kurang dieksplore, tokoh-tokohnya menggambarkan ke-Korea-an lewat interaksi mereka.

Hanya... untukku yang belum membaca versi wattpadnya, buku ini rasanya perlu mencantumkan rate umur di dalamnya. Karena bagian belakang sudah lebih intens adegan romance Hana dan Jae Yun.
Meski menemukan beberapa typo, tapi tidak membuat esensi cerita novel ini berkurang. Well, untuk pecinta kisah romance manis bad boy dan good girl, novel ini pas untukmu jika umurmu 21+ ya. Hehe


Sekian revie dariku. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Semoga bisa bekerjasama lagi dengan Penerbit Bukune dan kak Rizky 

PS: Bagian belakang buku ini bikin tambah kesengsem ama Jae Yun. Xixixi.

Senin, 11 November 2019

[BOOK REVIEW] KAMI (BUKAN) JONGOS BERDASI


[BOOK REVIEW] KAMI (BUKAN) JONGOS BERDASI

Judul: Kami (Bukan) Jongos Berdasi
Penulis: JS Khairen
Penerbit: Bukune
Penyunting: MB Winata
Penyelaras Aksara: Sein Arlo
Penata Letak: Nunu
Penyelaras Tata Letak: Bayu NL
Desainer Sampul: @arcahyadi
Penyelaras Desain Sampul: Raden Monic
Cetakan ke: 1, Oktober 2019
Jumlah hal: 409 hal + xi


“Sebuah keputusan buruk, di hari yang tak kalah buruk, boleh jadi adalah pembuka dari sebuah cerita hebat” (hal. 85)

----------B.L.U.R.B---------

“Alumni Kampus UDEL kini telah lulus. Masuk ke dunia nyata “Alumni Kampus UDEL kini telah lulus. Masuk ke dunia nyata yang penuh tikus.
Ada yang bertahan, ada yang sebentar lagi mampus.Kerja di Bank EEK? Ada. Kerjanya pindah terus? Ada. Bimbang ikut keinginan orangtua atau ikut kata hati? Ada. Apa lagi pengangguran banyak acara, pasti ada. Namun, diam-diam ada juga yang kariernya lancar, gajinya mekar, dan jodohnya gempar menggelegar.
Mendapat intimidasi dari rekan kerja, lingkungan, dan keluarga itu sudah biasa. Mendapat cemoohan bagi yang ingin berkarya, jelas jauh lebih biasa. Menerima perlakuan semena-mena, hingga tertawaan dan hinaan adalah sarapan pagi.
Akankah mereka bertahan di dunia yang penuh intrik ini? Atau mereka harus jadi jongos berdasi, pura-pura mampu beradaptasi, dengan tantangan dunia yang terus gonta-ganti?
———
Buku ini wajib dibaca oleh pelajar SMA, mahasiswa, para orangtua, karyawan, petinggi perusahaan, para pencari kerja, mereka yang ingin berkarya, para pengambil kebijakan di berbagai institusi, hingga Presiden Korea Utara agar kita bisa memutuskan, apakah besok kita libur atau kerja dan berkarya.
Buku kedua dari serial novel KAMI (BUKAN) SARJANA KERTAS.”

“Apa yang kita harapkan, betul-betul idamkan, tak jarang berakhir sebatas angan. Ini kehidupan nyata, bukan kisah fiksi ketika pahlawan pasti bisa mengalahkan penjahat. Bukan kisah inspiratif kerja keras yang selalu digaung-gaungkan motivator. Bukan rumus sederhana bahwa sukses adalah jalan lurus. Bukan kata-kata penyemangat dari orang yangtelah dahulu memulai, bahwa segala sesuatu yang betul-betul kita inginkan akan dapat tercapai jika kita berjuang tak kenal lelah” (hal. 383-384)

Halo?!

Kira-kira apa yang kamu pikirkan ketika mendengar judul dari novel JS Khairen kali ini? Well, ini pertama kalinya, aku menikmati karya pengagum Rheinald Kasali ini. Dan kesan pertamaku pas baca? Wooooooooooooooooooowwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww ...... (Lebay? Biarin )

Kelompok Ogi yang terdiri dari Sania (bekerja di bank EEK), Juwisa (bisnis kuliner dan kembali merantau ke megapolitan untuk mengejar beasiswa S2), Randi (wartawan yang berambisi biasa, lulus terus nikah), Arko (fotografer yang balik dari Eropa), Gala (anak konglomerat yang bercita-cita membuat sekolah), Ogi (yang belum balik dari Amerika) dan Lira (mantan dosen di kampus UDEL). Ketujuhnya mengalami pergolakan masing-masing dari tempat kerja yang tidak nyaman, tuntutan kerja yang melebihi kerja rodi hingga masalah ekonomi yang harus segera dituntaskan. Sanggupkah mereka melewatinya? Atau mereka hanya memang jongos berdasi?


“Benarlah adanya jika hati bisa tumbuh hingga seluas tujuh lautan. Jika sering menyakiti hati seseorang, jangan harap kita membuatnya kalah, justru malah memperbesar wadah.kelak, racun receh sepertimu justru akan tenggelam tak bersisa.”(hal. 297)

Nah, waktu baca kisah mereka satu persatu, semua masalah tampak real dan related banget. Seolah buku ini curhatan hidup bagi mereka yang baru menyandang gelar sarjana dan juga permasalah antara impian atau kenyataan.

Kisah yang paling ajigijaw menurutku adalah Sania. Banyak pesan yang diselipkan di dalamnya. Dari mengorbankan (sedikit egoisme impian) demi keputusan yang lebih baik dan orang tua, juga bagaimana bertindak curang pun, salah apapun, pengakuan menjadi jalan ter-pas. Bahkan ketika Sania menemukan passionnya, ia menjadi semangat dan berinisiatif membantu temannya. Aku terharu pas baca bagian ini. Persahabatan mereka ini bikin iri. He...

“Boleh saja ada seribu orang yang tak percaya pada impianmu. Tapi pastikan dari seribu orang itu, dirimu sendiri bukan salah satunya.”(hal. 119)

Meski size font-nya cukup mini,novel setebal 400an halaman ini nggak bikin boring, gaes. Bahkan ketika aku menyelesaikan per bab-nya, aku selalu menantikan quote terbaik yang menutup (atau mengawali) bab selanjutnya. Dan alhasil, sticky noteku mewarnai novel ini karena saking banyaknya quote yang ngena dan pas pas banget (pengen aku stabilo-in tapi eman. Hehe)

“Dia sudah kepala tiga setengah. Sudah di usia yang tak lagi wajar – menurut standar rakyat sebetulnya tak perlu ada—untuk menikah.” (hal. 175)

Bahkan part-part romance yang diselipkan di alur nggak garing. Malah aku suka ke-sweet-an mereka. Apalagi JS Khairen ini pandai baper-in pembaca. Dari yang Randi dijodohkan ke Juwita lalu Sania lalu ke Selly dan ah siapa lagi itu. Tapi pas baca bagian epilog, hmmm, aku makin penasaran si Sandi itu anaknya siapa.

Bahasa yang digunakan di Kami (Bukan) Jongos Berdasi ini asyik, kayak santai tapi nggak sesantuy loe-gue an sepanjang buku. Aku sih paling suka pas dialog terus ada kalimat ‘wash wesh wosh wash wesh wosh dan ajigijaw’. Haha...

Hanya aku masih menemukan typo. Harusnya tertulis Juwisa tapi ditulis Sania dan juga pekerjaan Juwisa yang benar Kementerian pertanian atau Kementerian Perhutanan


“Saat kita salah, diam dan mengakui adalah cara yang benar. Jika malah ngotot dan bersikeras kita tak salah, hadedeh, ini akan memberikan tontonan gratis pada orang lain bahwa betapa tidak pintarnya kita. Diamlah. Terimalah. Itulah cara yang benar saat kita salah.” (hal. 238)

Terakhir, karya ini bikinaku ketagihan baca karya JS Khairen lainnya. Semoga berjodoh. Aamiin.
Dan demi kelompok Ogi, suwerr kamu nggak bakalanrugi kalau baca buku ini.

Lalu, terima kasih untuk Penerbit Bukune yang sudah memberi aku kesempatan mereview buku ini. Semoga nggak kapok dan bisa duet bareng lagi ya.

Selasa, 05 November 2019


[BOOK REVIEW] OTW NIKAH

Judul: OTW Nikah
Penulis: AsmaNadia
Penerbit: Republika
Editor: Andriyati dan TheNita
Desain Cover: Rezolusy
Cetakan ke: 1, September 2019
Jumlah hal: 276 hal + xii

“Berjodoh di dunia bukanlah satu kepastian yang akan kita raih dalam hidup. Tidak ada hal lain yang lebih penting. Ada kematian, maut yang pasti kita hadapi.” (hal. 123)


----------B.L.U.R.B---------

OTW Nikah?
Yeayy, setelah perjalanan jatuh bangun melalui proses panjang, rasanya bahagia karena akhirnya menemukan sosok tepat untuk melabuhkan cinta, menggenapkan setengah agama, dan berharap bisa bergandengan tangan ke surga.

OTW nikah adalah harapan semua singellilah. Intip berbagai kisah terkait kecamuk aneka rasa, saat meniti langkah ke sana. Nikmati serpihan hikmah sebagai pertimbangan sebelum menuju halal.
Beberapa goresan pena di buku ini mungkin melaju lebih jauh melampaui garis OTW nikah, sebagai upaya memberi bayangan akan ujian pernikahan yang menanti setelah ijab kabul terpenuhi. Termasuk pilihan pacaran atau ta’aruf sebagai jalan OTW nikah.
Buku ini merupakan buku ke-58 karya Mba Asma Nadia. Tahun 2019, setelah menerbitkan buku berjudul From Me To You: Love Notes, kini hadir dengan berjudul buku yang sangat manis sekali:OTW Nikah. Kamu penasaran isinya apa saja?

"Cinta sejatinya membutuhkan proses, meski waktu bukan satu-satunya barometer.” (halaman 238)

Semangat pagi semua  apa kabar suasana hatimu? Semoga selalu bahagia selamanya, ya

Well, kali ini, aku bakalan review buku terbitan Republika dari penulis ternama, Asma Nadia dengan judul OTW Nikah. Tuh kan dari judulnya aja udah bikin baper, xixixi...

Jujur, pertama lihat cover dan blurb-nya, aku kira ini buku nonfiksi. Eh ternyata pas buka segel plastiknya, I’m totally wrong. Buku ini berisi 14 kumpulan cerita pendek dengan kisah, plot dan POV dari beberapa orang yang punya permasalahan hubungan kasih dengan lawan jenis, gejolak diri bahkan usaha memantaskan diri untuk mendapat jodoh yang baik pula. Untuk aku sendiri (yang sepertinya juga OTW Nikah, hehe), konflik tokoh di masing-masing cerpen berasa ngena. Seolah mbak Asma Nadia ini paham berbagai permasalahn yang kerap dialami bagi mereka yang OTW Nikah. Hanya ending dari sebagian cerita terkesan klise dan bisa ditebak.

“Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang sebagai manusia. Di mana iman, di mana tawakal, hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan hanya melihat pencapaiannya hari ini? (hal. 210-211)”

Dan cerita yang paling suka adalah kisah si dia yang nggak asal pilih suami hanya karena kepentok usia. Penasaran kan si dia siapa? Hehe. Di cerita ini, aku berasa melihat diriku. Harapannya sih endingnya juga sama. Haha. Aamiin.

“Cinta memang tak mudah diartikan. Barangkali lebih mudah dirasakan.” (hal. 17)

Dari segi cover, warna kuning mengisyaratkan ceria dan penuh semangat menyongsong pernikahan meski nantinya (bila) ada halangan yang datang. But. Bukan hidup bukan kalau tidak ada masalah. Font dan size-nya pun cukup pas buat indera penglihatan meski masih ditemukan beberapa typo.

Di samping hal fisik itu semua, OTW Nikah menurutku salah satu buku fiksi yang menggaet nonfisik tapi tidak berkesan menggurui. Pembaca diajak menyelami permasalahan tokoh di dalamnya, yang meski ringan tapi sarat makna. Bahkan tanpa sengaja ketika sudah selesai di ending cerita, aku bisa bergumam “Emang bener sih, ya? Eh, kok bisa pas gitu, ya? Iya juga, sih?”

Dan untukmu, yang (menuju) OTW Nikah, entah itu sudah dekat atau masih jauh, tidak ada salahnya membaca buku ini  salam singlelillah, hehe

Dan yang terakhir, terima kasih untukPenerbit Republika yang telah memberi kesempatan saya untuk menikmati buku mbak Asma Nadia. Dari buku ini, saya mendapat pandangan baru selama menyiapkan diri dalam OTW Nikah.
tex

“Sesuatu yang didapatkan dengan susah payah, jelas lebih dihargai dan dibandingkan sesuatu yang didapatkan dengan mudah.” (hal. 32)


Minggu, 18 Agustus 2019

REVIEW FIKSI: ME AND MY BROKENHEART

ME AND MY BROKENHEART

Memecahkan soal matematika rasanya tetap lebih muda daripada melepas seseorang yang pernah mengisi hati kita. Bagi Luna, separuh hatinya masih mengharapkan sang mantan. Dan bagi Mika, si cowok favorit disekolah adaluka masa lalu yang sulit sekali ia sembuhkan sendiri.


Mika dan Luna bertemu ketika tak satu pun dari mereka mengharapkanapa-apa tentang cinta. Hanya berusaha saling menguatkan karenapatah hatinya masing-masing. Luna merasa memiliki teman yang mengerti bagaimana sulitnya hidup tanpa orang tersayang.


Namun tanpa disadari, pertemanan itu berubah menjadi saling menyayangi. Me and my brokenheart adalah kisah dua orang yang berpura-pura tak peduli pada hati yang mulai tumbuh kembali setelah sebelumnya patah. Mampukah mereka selamanya mengingkari?

Move on itu sulit kalau yang bersangkutan sebenarnya nggak mau move on. Saat lo mau move on, berarti lo harus rela meleopas bukan hanya orangnya tetapi juga rasa dan kenangannya.

‘Mik, kebahagiaan terbesar seorang ibu itu waktu anaknya lahir di dunia.’(hal 52)


Mika baru saja diputusin Ana. Seberap kuat ia coba melupakan Ana, pada akhirnya bayang-bayang Ana masih menghantui. Apalagi kehidupan barunya bersama ayah kandungnya setelah ibunya meninggal , membuat Mika harus lebih intens mempererat hubungan mereka. Bahkan ia juga baru tahu memliki kembaran bernama Revon.
Tanpa ia duga, Luna, teman Ana, mengibarkan bendera perang. Bahkan gadis itu sering bersikap ketus padanya. Namun lambat laun, kehadiran Luna menjadi salah satu hal spesialuntuknya. Bagaimana dengan Luna sendiriyang masih belum bisa melupakan Juna, salah satu teman Mika?

Halo, semua. Apa kabar hari ini? Untuk sekian purnama, akhirnya aku bisa blog ini *maafkan Mamamu yang sok sibuk ini, Nak.

Jadi, untuk sekian purnama pula,aku membaca novel teenlit dengan tema khas remaja: cinta,persahabatan, keluarga. Yeay!

Apa sih yang kusuka dari novel ini?

First, kedua tokoh utama: Mika dan Luna. Keduanya punya karakter yang klop. Mika yang ceria, easy going ini bikin senyam senyum pas baca. Dipadukan dengan Luna yang lebih kalem dan sedikit tertutup dengan masalahnya. Bisa dibilang konflik mereka pun setipe.


Second, dialog antartokohnya pas. Nggak lebay. Bahkan candaan Mika masih bisa masuk ke aku. Narasinya khas teenlit. Meski kosakata yang dipakai cenderung itu itu aja, aku rasa ini nggak bikin boring.


Third, ilustrasi yang apik didukung dengan font yang pas. Ehm, apa ya. Aku termasuk orang yang agak perhatian dengan pilihan font. Karena ukuran yang pas, bisa bikin betah baca. Hehe. Ah dan tak lupa warna covernya yang nonjok ke mata. Hehe.

Fourth, kisah tokoh lainnya. Bener nggak sih yang Matt dan Mou di sini adalah Matt-Mou yang sama di novel Wulanfadi sebelumnya? Suerr, aku nggak tahu soalnya?

Fifth, aku semua perpaduan komplit dari no 1-4. Hehe


Well, novel teenlit ini cocok untuk bacaan ringan yang bisa bikin ketawa sekaligus sedih. Tapi, nggak bakalan rugi deh buat baca novel ini.


Terakhir, terima kasih untuk Gagas Media, Mbak Wulanfadi dan mbak Rizky yang sudah memberi kesempatan untuk membaca dan mereview buku ini. Semoga kita bisa berjodoh lain waktu.

‘Kadang orang yang terlihat paling bahagia juga ingin terlihat bersedih, agar dunia tahu bahwa kebahagiaannya itu kebohongan besar.’ (hal. 60)

Kamis, 25 April 2019

REVIEW + GIVEAWAY DEAR OPPA

Judul: Dear Oppa
Penulis: Borassaem
Ilustrasi: Deirikaa
Penerbit: Inari
Penyunting: Pricillia A. W.
Penyelaras Aksara: Ilona Alle
Desain Sampul: Deirikaa
Cetakan ke-: 1, Februari 2019
Jumlah hal: 156 hal




Je ireumeun Ayayeyo (Nama saya adalah Aya)

First Question? Dari judulnya, menurut kamu, ini nonfiksi atau fiksi? Jujur ya, jujur ini. Aku kira awalnya fiksi. Tapi setelah aku buka, eh ternyata buku nonfiksi yang imutnya kebangetan 😬

Sesuai judulnya, buku ini berisi langkah-langkah berbahasa Korea khususnya berkomunikasi dengan idol, mulai dari huruf Hangeul, perkenalan dan cara menulis hangeul dengan benar. Surprise me yang nggak pernah tahu bahasa Korea, ternyata hampir mirip dengan alfabet biasa: huruf vokal dan konsonan.

Nah yang bikin buku ini seimut para idol adalah ilustrasi di dalamnya. Uwuu~~~ Beneran nggak nyangka kalau ini buku nonfiksi. Soalnya cantik banget gambar-gambar di dalamnya. Plus full colour. Jadi makin semangat buat belajar dong, ya 😊

Buat aku yang nol banget bahasa Korea, penjelasan bahasa Korea-nya nggak ribet. Stepnya pelan dan mudah dimengerti. Apalagi ditulis juga pakai hangeul, cara baca dan terjemahannya sekaligus. Bahkan di akhir bab, ada excercise yang nggak bikin boring.

Well, covernya sendiri udah minta dipeluk dengan gambar yang eyecatching. Begitu juga font yang digunakan di dalamnya, hmm pas di mata. Jadi nggak salah kalau buku ini jadi awal buat kamu untuk belajar bahasa Korea. Apalagi bisa komentar di sosmed idol kamu dengan pas biar nggak terkesan sombong sebagai fans 😊

Sekian review dariku. Semoga komunikasimu dengan idol makin bagus ya setelah baca buku ini

Anyway, ada giveaway berhadiah merchandise berupa  Refil Agenda Emerald Green Label dan Keychain random Penerbit Haru Grup. Caranya:
1. Like FP Penerbit Inari, instagram @penerbitinari dan twitter @penerbitinari
2. Follow blog ini (tinggal klik tombol Follow di samping) atau IG @aysandbook dan tinggalkan komentar berupa : Nama-Akun IG-Idol Kamu di kolom komentar di bawah ini.
3. Share info giveaway ini di akun sosmed kamu ya dan mention @aysandbook (optional) 
4. Giveaway ini berlangsung 26 April-29 April 2019 dan diumumkan pemenangnya setelah blogtour selesai
5. Goodluck

------DITUTUP-------

Terima kasih atas partisipasinya dan selamat untuk:

@Hanumbella

kamu terpilih menjadi pemenang. Segera kirimkan data diri dan no HP ke akun @aysandbook lewat DM ya. Aku tunggu 1x 24 jam


Sampai jumpa di giveaway selanjutnya





Jobeun haru bonaseyo
Semoga harimu menyenangkan

PS: bonus poster Hangeul lho di buku ini

Minggu, 07 April 2019

REVIEW ABSOLUTE JUSTICE


Judul: Absolute Justice
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerbit: Haru @penerbitharu
Cetakan ke: 1, Mei 2018
Penerjemah: Nurul Maulidia
Pemeriksa Bahasa: Andry Setiawan
Penyunting: Cerberus404
Penyelaras Aksara: Seplia
Desainer Sampul: Pola
Penata Sampul: @teguhgra




Nah, karena ini malam, kayaknya waktu yang pas buat post review Absolute Justice-nya Akiyoshi senpai 😊




Jadi bisa dibilang, meski aku punya Girls in the Dark, Absolute Justice malah jadi novel pertama senpai yang kubaca. Well, telat sih karena ternyata aku suka novelnyaaa 😆😆😆

Nah, di novel yang dengan blurb pengen dikeplak itu, tokoh-tokoh di dalamnya diceritakan detail dengan masalah masing-masing. Bagaimana Kazuki, Reika, Yumiko, dan Riho melakukan "itu" ke "robot" Noriko beserta alasannya yang logis. Karena kalau aku jadi mereka, rasanya sebel bukan main 😈. Dan juga tokoh yang muncul belakangan tapi punya porsi yang pas. Aku rasa ini merupakan twist yang paling tidak tertebak dari novel ini dan aku cuma bisa bilang "waaaoooowwww".

Soal terjemahannya, aku suka. Selalu. Dan aku tidak pernah kesulitan memaknai cerita J-Lit dari pas baca Cinderella Teeth. Dan font yang dipilih Penerbit Haru ini khas banget dengan ukuran pas yang seolah ikut nambahin kemisterian cerita 😆

Tokoh-tokohnya punya karakter yang real serta punya masalah yang realitis pula. Kece-nya lagi, tokoh yang dibuat Akiyoshi ini lebih dari 4 dan semua punya problem. Nggak asal nampang 😊

Alur dan konfliknya sudah menantang dari awal. Hati-hati dengan barang di sekitarmu pas baca ini, ya. Sungguh kamu pengen lempar apapun saking sebalnya. Bahkan pas kamu baca endingnya 😆

Dan yang paling the best adalah COVER. uwuu ~~~

Lalu pesan yang bisa aku ambil: boleh menaati aturan dan hukum tapi manusia itu punya perasaan, toleransi, hubungan timbal balik. Jadi pliss komunikasi yuk secara baik-baik dengan melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda

PS: absolute Justice sudah dibuat versi dramanya lho 😄


Sabtu, 02 Maret 2019

[REVIEW + GIVEAWAY] THE BOY WHO BOUGHT ME BREAKFAST DURING THE WHOLE YEAR

Judul: The Boy Who Bought Me Breakfast During The Whole Year
Penulis: Ikumisa
Penerbit: Haru
Penerjemah: Jeanni Hidayat
Penyunting: Hisni Munafarifana
Penyelaras Aksara: Arumdyah Tyasayu
Desain Sampul: Diwasandhi
Penata Sampul: @teguhgra
cetakan ke-: 1, Februari 2019
Jumlah hal: 356 hal




"Manusia itu, asalkan bisa melakukan satu hal dengan baik maka itu sudah cukup." (hal. 189)

Xiang Wei Xin, pelajar SMA, hanya diberi 50 yuan untuk uang sakunya. Jadi, ia merasa kelaparan setiap harinya. Bersahabat dengan Fang Qi Ran, cewek pintar dan populer, banyak sekali keuntungan yang ia peroleh. Salah satunya, menu sarapan gratis dari salah satu kakak kelas yang menyukai Fang Qi Ran.

Xiang Wei Xin merasa bersalah karena memakan menu sarapan setahun yang harusnya dimakan Fang Qi Ran. Ia pun bertekad untuk meminta maaf sebelum Kakak Kelas lulus. Apakah si Kakak Kelas bakal memaafkan Xiang Wei Xin?



Pertama, aku suka. Aku suka. Aku suka. Novel ini ringan dan menyenangkan. Bahkan ketika menyelesaikan novel ini, aku masih pengen tahu kelanjutan kisah Xiang Wei Xin dan Kakak Kelas. Apa ya, ehm, kayak nggak boleh tamat gitu aja 😁

"Masa depan, siapa yang tahu kan? Asalkan sekarang ini kami tulus, sekarang ini kami serius, semua itu sudah cukup. " (hal. 349)

Kedua, pas buku ini datang diantar pak kurir, aku langsung kesengsem ama covernya. Lucu, eye catching dan ada kesan timbul di beberapa hurufnya. The best-lah.

Ketiga, mari kita bahas novel ini menyeluruh, ya 😄
1. Karakter.
Xiang Wei Xin ini punya watak khas remaja banget. Ceria, menyenangkan, dan yang bikin loveable adalah dia tidak mudah tersinggung dengan omongan ketus Fang Qi Ran. Terlebih lagi, dia mudah sekali dibujuk melakukan sesuatu karena makanan. Entah kenapa malah jadi keingat dengan diri sendiri (?)
Fang Qi Ran sendiri, meski terlihat jutek dan sering mengejek Xiang Wei Xin, dia sangat menyayangi sahabatnya itu. Mungkin derita menjadi cantik dan famous sudah pernah dirasain Fang Qi Ran kali, ya. Bisa jadi juga dia susah menjadi temn sesungguhnya karena "image" tinggi dia
" Tidak peduli apa pun itu, ada kau di sini, aku tidak takut!" (hal 257)
Kakak Kelas alias Tao Yu Quan ini hampir mirip dengan watak Xiang We Xin. Menyenangkan dan polos 😄 Dia mencerminkan sosok plegmatis yang nggak enakan ama orang. Bahkan ketika tahu pacarnya selingkuh tetap aja dibiarkan
Dan menurutku, tokoh pendukung lainnya berhasil membangun novel ini bernuansa anak SMA. Baik dari anggota klub gitar, si kembar cantik Taurus dan si "inu" yang mempermainkan Xiang Wei Xin.
2. Konflik
Bisa dibilang, masalah sesungguhnya adalah konflik batin di dalam Xiang Wei Xin sendiri. Trauma dengan kehidupan kedua orang tuanya dan pengalaman buruk dari si "inu" sehingga ia tidak percaya dengan cinta sejati. Serta dibumbui ketidakberdayaan membeli sarapan enak, novel ini jadi tampak romance komedi yang patut dibaca👍
Terlebih lagi, pembaca pasti suka dengan endingnya! Dan yang aku suka adalah percakapan terakhir Xiang Wei Xin dengan doi. Aku melting 😍
3. Font dan terjemahan
The Boy Who Bought Me Breakfast During The Whole Year (ya Allah ini judul panjang banget) adalah M-Novel kedua yang kubaca dari Penerbit Haru dan aku kasih dua jempol untuk terjemahan novel ini. Sungguh aku nggak berasa baca novel terjemahan lho 😊 Dan lagi ukuran font-nya lebih besar dari yang biasa dipakai Penerbit Haru, jadi mata bakalan lebih enteng buat baca 😁 Cuma aku lebih suka halaman cover dibuat sama dengan covernya.

Oh ya, salah satu alasan kenapa aku suka novel terjemahan dari Penerbit Haru adalah footnote yang banyak membantu. Biar nggak kesusahan memahami istilah yang jarang kita tahu karena perbedayaan budaya dan bahasa.

Terakhir, ketika kamu melihat buku ini di tokbuk offline atau online, jangan lupa dibeli. Aku nggak bakalan bilang apa-apa sampai kamu baca dan menikmati keseruan menu sarapan gratis milik Xiang Wei Xin. Seru, manis dan bikin ngakak.

Terakhir lagi, jangan lupa ikutan giveawaynya di Facebook Penerbit Haru. Bagaimana syaratnya:
1. Like FP Penerbit Haru, instagram @penerbitharu dan twitter @penerbitharu
2. Follow blog ini (tinggal klik tombol Follow di samping) dan tinggalkan komentar berupa : Nama-Akun Facebook di kolom komentar di bawah ini.
3. Catat clue di masing-masing host blogtour ya
4. Share info giveaway ini di akun sosmed kamu ya (optional)
5. Jangan lupa berdua buat bertemu Tao Yu Quan



Terakhir lagi lagi, terima kasih atas kepercayaan dan kesempatannya menjadi host blogtour. Semoga bisa bekerja sama lagi 😊


Senin, 11 Februari 2019

[REVIEW] ANOTHER 1 & 2

Judul: Another
Penulis: Ayatsuji Yukito
Penerbit: @penerbitharu
Jumlah hal:336 hal
Tahun terbit: Agustus 2018
Cetakan ke: -1
Penerjemah : @konstantin999
Penyunting: Rini N Badariah
Penyelaras Aksara: Titish AK
Desainer Sampul: Pola
Penata Sampul: @teguhgra

Konbanwa 😄
selamat malam dari kota Solo yang tadi sedikit hujan 😂

Cus langsung aja aku review novel Another 2 ya.

Jadi novel ini berkisah tentang Sakakibara Kouichi yang pindah ke SMP Yomiyama Utara dan masuk kelas 3-3. Semua orang di kelas tampak ketakutan akan suatu hal. Kouichi mendekati Misaki Mei. Tapi entah kenapa semua orang tidak mengenal Mei dan perlahan satu persatu orang yang berkaitan dengan kelas 3-3 mati. Sebenarnya apa yang terjadi?

"Heh?!" kata pertama yang aku ucapin pas buku 1 ini selesai kubaca. Aku ikut kebawa alur penulisnya dan salah tebak coba 😂

Aku jarang sekali puas dengan novel bernuansa misteri tapi Another ini suasana spooky-nya dapat banget dengan narasinya yang pas. Nggak lebay. Apalagi petunjuk-petunjuk yang sengaja digantungin penulis biar pembaca makin penasaran. Hmm, salut deh.
Hal lain yang bikin betah baca adalah pilihan huruf. Font-nya enak dan ukurannya standar. Dan pas buka ngikutin novelnya, aku kayak langsung masuk ke dunia J-Lit Penerbit Haru. Lalu covernya ini the best. Udah nampak horornya dan eye catching. Aku rasa Penerbit Haru jago bikin cover seram 😬

Hanya saja, setting tempat si novel ini kurang dieksplore. Eh tapi aku suka pas penggambaran toko patung milik Misaki Mei. Pembangunan suasananya keren.

Salah satu hal yang dipertimbangkan dari buku terjemahan adalah terjemahan itu sendiri dan Another ini terjemahannya cukup luwes. Karena aku sedikit memahami gaya bahasa J-Lit yang emang gini. Well, tiap negara atau penulis punya gaya mereka masing-masing kan? 😊

Dan ending? Fyuhh, aku terpesona. Pokoknya must be read lah Another ini.

Lalu bagaimana dengan karakter di dalamnya? Tokohnya menyebalkan semua. Kecuali si Sakakibara ini 😅 Aku sendiri sangat membenci bullying dan Another ini yang melakukan perundungan adalah murid sekelas dan beberapa guru. Wow. Seolah kita diberitahu untuk stop bullying dalam bentuk apapun

Terima kasih Penerbit Haru sudah menerjemahkan salah satu karya Ayatsuji senpai, salah satu penulis yang mendapat penghargaan Mistery Writers of Japan. Semoga ada karya beliau yang diterjemakan lagi

"Murid-murid dan guru bersatu padu untuk menganggap seorang murid sebagai orang yang tidak ada. Kalau dipikir baik-baik, ini bukan hal yang biasa. Ini perundungan serius. Karena itu, aku tadi berkata dengan nada kasar bahwa ini tidak mungkin diperbolehkan. Namun... "(hal. 280)

PS: Another ini sudah ada versi anime dan live actionnya