Selasa, 12 April 2016

TEH HANGAT DAN KEKASIHNYA


Menatap mentari dari balik jendela ketika pagi menyongsong adalah dambaanku sejak dulu. Ketika mata mengerjap berkali-kali untuk berusaha membuka tapi daya tarik bantal lebih kuat. Ah, seolah berada di surga dunia. Hehe. Namun, godaan itu akan sirna saat aroma teh cencem hangat mengudara. Ditambah beberapa kue yang ikut menemani. Hmm. Betah di rumah. 
Ngomong-ngomong soal makanan, terkadang lidah bisa berbohong tapi hati tidak. Seenak apapun santapan itu jika komposisi untuk menikmatinya tidak lengkap, maka rasa itu tiba-tiba menghambar. Misal ketika sepiring kue lapis yang bersanding dengan secangkir teh hangat tadi tidak dibarengi dengan kehangatan pagi atau senyuman dari sang penyaji, maka hari itu seolah mendadak mendung, sekali pun sinar mentari merekah. Bahkan jika itu kue terlezat dari resep chef spesialis pastry pun tak berefek banyak. Itu yang biasanya aku rasakan. 

Bagiku teh hangat itu wajib. Kue pendamping juga wajib. Seperti hari ini, aku menyapa pagi dengan seruputan minuman berwarna geradem plus sepotong kue lapis yang kubentuk menyerupai hati. Hehe. Seperti manusia, minuman pun membubuhkan pendamping seperti kue lapis, serabi, mega mendung, nagasari, dan lain-lain.
 Indonesia yang kaya akan budaya, tentu saja tidak akan kehabisan macam-macam kue atau roti yang jelas menjadi warisan kelezatan nusantara yang tak ternilai. Dan saya percaya ketika kehangatan dan cinta yang tertimbun abstrak di dalam sajian kue tadi masuk ke dalam tubuh, energi positifnya ikut tersebar bersama aliran darah. Mencerahkan hari. Ditambah lagi ingredient terbaik yang bakalan menciptakan hasil karya terlezat, memang sudah diturunkan dari para pendahulunya. Aku menyebutnya goodness from heritage.
Karena , hanya dengan ilmu baik resep atau pengetahuan apapun, kita boleh mendekap masa lalu.


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba artikel "Warisan Kelezatan Nusantara" bersama Pakaroti 
#WarisanKelezatan #GoodnessFromHeritage #PalmboomCakeMandarin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar