Jumat, 31 Agustus 2018

SISI HITAM PUTIH SHADOW ECONOMY

Judul : Pergi
Penulis : Tere Liye
Co-author : Sarippudin
Editor : Triana Rahmawati
Cover : Rezolusy
Layout : Alfian
Penerbit : Republika
Cetakan : 4, Juni 2018
Jumlah halaman : 456 hal + iv
ISBN : 978-602-57340-5-2

Kamu harus mulai mencari sekutu melawannya, gunakan strategi lama tersebut, musuh dari musuh kita adalah teman. (hal. 37-38)

Berapa banyak film, drama bahkan anime bertema action yang bertokoh mafia dengan tema kehidupan gelap? Dari sekian itu, berapa banyak yang menyisipkan tujuan hidup? Mungkin hanya beberapa seperti anime Bungo Stray Dog di mana Dazai Osamu yang terobsesi bunuh diri berusaha mencari jati diri dengan menjadi panglima eksekutif Port Mafia lalu berbalik haluan ketika sahabat terbaiknya yang tidak pernah membunuh harus tewas di depan matanya.
Nah, Tere Liye menelurkan novel bertema serupa dibalut kecanggihan teknologi. Seperti prototype yang dari novel Pulang hingga Pergi menjadi benda yang dicari oleh Bujang hingga mengantarkannya ke Meksiko. Di sana, ia bertemu dengan seorang lelaki yang memnaggilnya Hermanito (adik lelakiku dalam bahasa Spanyol). Parahnya, lelaki itu mengambil prototype dari El Pacho, salah satu keluarga shadow economy di Meksiko dan juga lebih unggul dalam pertarungan kosong dengannya. Setelah kekalahannya tersebut, Bujang kembali ke Indonesia dan mencari tahu masa lalu ayahnya hingga ia menemukan sisi melankolis Samad yang tidak pernah ia ketahui.
Belum kelar kehilangan prototype itu, ancaman Mister Dragon ke keluarga Tong benar serius. Beberapa kali percobaan menghancurkan aset keluarga Tong dan juga pembunuhan Bujang. Sesuai saran Salonga, ia pun harus bekerjasama dengan keluarga shadow economy lainnya untuk menghentikan Mister Dragon. Di mulai dengan kunjungannya ke kediaman keluarga Yamaguchi di Jepang yang sedang mengadakan resepsi pernikahan anak bungsunya hingga ke Moskow dan bertemu Maria, salah satu tokoh wanita yang akhirnya berinteraksi dengan Bujang selain Yuki dan Keiko.
Setelah kesepakatan tiga keluarga shadow economy terbentuk, Keluarga Tong yang dipimpin Bujang kembali menyerang keluarga Lin di Macau. Namun, benarkah ini yang diinginkan Bujang mengenai keluarga Tong? Ke mana ia akan pergi dan membaw Keluarga Tong sesuai janjinya kepada Tuanku Imam untuk tidak membunuh?

Tapi begitulah rumus kehidupan. Dalam perkara shalat ini, terlepas dari apakah seseorang itu pendusta, pembunuh, penjahat, dia tetap harus shalat, kewajiban itu tidak luntur. Malka semoga entah di shlat yang ke-berapa, di akhirnya benar-benar berubah.(Hal. 86)

Tidak banyak penulis lokal yang berani mengambil genre thriller suspense lalu mengeksekusinya dengan baik. Selain karya Dan Brown, saya belum menikmati novel penuh teka teki seperti karya Tere Liye. Karena itu, ada beberapa poin yang mesti diulas dari novel ini lebih detail
Tokoh.
Beberapa tokoh di novel Pulang juga hadir di novel ini. Seperti Salonga, Yuki Kiko, White yang tetap konsisten dengan karakter mereka. Tidak ada perubahan yang berarti. Begitu pula dengan Bujang yang sudah menjadi Tauke Besar. Hanya muncul tokoh baru seperti keluarga Yamaguchi, Maria dan Otets. Sejauh ini Tere Liye apik menyajikan mereka dengan kelebihan dan kekurangan baik lewat dialog dan deskripsi dengan porsi yang pas. Bahkan kehadiran Tuanku Imam di awal menjadi appertisere yang manis.
Latar
Menggunakan alur maju mundur dengan perpindahan waktu yang pas, Pergi enak untuk dinikmati. Sayang, surat dari Diego malah terasa aneh bagiku. Begitu pula karakter Samad yang berubah drastis. Juga beberapa deskripsi adegan yang seolah lompat dari POV 1 ke POV 3. Dan entah disadari atau tidak, ada feel Tere Liye yang hilang di beberapa bagian novel.
Sedangkan latar tempat yang beberapa masih sama di novel Pulang, membuat pembaca bernostagia kembali meski adegan actionnya sedikit diubah. Selain itu, penjabaran tempat pabrik senjata di Moskow, pelarian di perbatasan Meksiko dan kedimaman Yamaguchi sanggup membulatkan mata karena terpukau. Sekali lagi, saya merasa tidak tahu apa-apa tentang ilmu pengetahuan.
Konflik
Dibandingkan konflik perang antara keluarga shadow economy, pertarungan batin dalam diri Bujanglahh menjadi center di sini. Karena sejatinya, melawan diri sendiri lebih susah dibanding dengan orang lain. Dan konflik ini diramu dengan apik dengan ending yang pas. Saya rasa kebimbangan Bujang menentukan pilihan dideskripsikan dengan bagus. Hanya beberapa narasi yang menurut saya terlalu panjang meskipun tujuannya untuk menjelaskan.

Mereka memang penjahat, Diego. Tapi dunia tidak sesederhana warna hitam-putih. Aku tidak sedang membela siapapun, tapi kita semua berkepentingan menjaga keseimbangan.
(Hal. 454)

Terlepas dari itu semua, salah satu hal yang saya sukai dari novel Tere Liye, selain sarat makna kehidupan adalah informasi tentang ekonomi, politik ataupun agama yang disampaikan dengan menyenangkan. Tokoh yang tidak too good to be true tapi loveable adalah daya tarik pembaca. Karakter yang konsisten hingga akhir dan juga sosok bijaksana yang menjadi secercah pintu keluar bagi sang tokoh utama. Seolah Tere Liye ingin bilang, orang tua lebih banyak makan asam garam kehidupan dan lihatlah sebuah permasalahan lebih dekat karena dengan begitu akan dapat menilai lebih bijaksana.

Dunia selalu sederhana, Agam. Hitam dan putih. Dan aku tidak peduli soal keseimbangan. Aku justru sedang membentuk keseimbangan baru. (Hal. 454)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar