Senin, 25 Januari 2016

[REVIEW] NOVEL - MY WEDDING DRESS

REVIEW MY WEDDING DRESS - DY LUNALY


Penulis                        : Dy Lunaly
Penyunting                 : Starin Sani
Ilustrasi Isi                 : Dy Lunaly
Perancang Sampul    : Titin Apri Liastuti
Penerbit                     : Bentang
Cetakan                      : Pertama, Oktober 2015
Halaman                     : 270 hal + vi
Harga                          : Rp. 59.000,00*

“Jangan sampai satu hari buruk merusak kebahagiaan yang sedang mengantre untuk menghampiri kita.” (Hal 18)
Mimpi. Inilah yang diharapkan Abigail Kenan Larasati yang sering disapa dengan sebutan Abby ketika Andre, kekasihnya meninggalkan acara pernikahan sesaat sebelum mereka menaiki altar. Tanpa alasan yang jelas, Andre menghilang.
Setahun berlalu. Abby masih setia mengurung diri di kamar setelah ia resign dari tempat kerjanya terdahulu. Berbekal hobi lamanya membuat sketsa dan karikatur, Abby membuka online shop khusus customizable greeting card. Namun, Abby ternyata masih menyimpan luka yang dalam ketika membersihkan kamarnya dan menemukan gaun pengantin sempurna yang ia pesan bersama Andre. Abby pun bertekad harus melakukan sesuatu dengan gaun tersebut. Maka muncullah sebuah ide gila di luar dari batasan diri Abby.
Travelling menggunakan gaun pengantin.
“There is no good in goodbye but we should do it to move forward.” (Hal 22)
            Dimulailah perjalanan travelling solo pertamanya ke Penang, Malaysia. Di tengah disorientasinya berkeliling di sekitar Georgetown, ia bertemu dengan Wira, seorang pria Indonesia bermata biru yang tidak sengaja terluka ketika Abby memaksa menutup pintu kabin tenpat ia meletakkan bawaannya. Awalnya ia mengira Wira adalah seorang penguntit. Tapi tak disangka ia adalah seorang penulis buku traveler yang ia pinjam dari Gigi, adiknya dan ia pun menyukai tulisan Wira.
            Bersama lelaki itu Abby melakukan hal-hal di luar kebiasaannya. Dinner dengan seorang yang asing di China Town, berbasah-basahan mencicipi Aglio Olio di kedai kopi dan  naik ke puncak Penang Hill yang tingginya nyaris 900 meter. Akhirnya Abby pun tahu rahasia yang disimpan Wira. Patah hati yang hampir sama dengannya. Tapi Wira menanggapi kegundahannya dengan pandangan yang berbeda. Abby pun seolah resmi menjadi travelmatenya Wira.
            Dan Wira pun mengajak Abby ke Singapura, bersua dengan kedua sahabatnya, Jiyad dan Noura yang dikaruniai seorang putri, Cacha. Tanpa sengaja saat Wira mengajak Abby menonton Swan Lake, ia menemukan jawaban atas pertanyaan yang selalu menghinggapi dirinya sendiri. Ya, ia bertemu dengan Andre sedang bersama seseorang. Apakah ia berhasil menerima alasan yang diajukan Andre? Dan sanggupkah gaun pengantinnya menyerap semua kesedihan Abby? Akankah Abby mendapat kebahagiaan dengan getar-getar rasa yang ia dapatkan bersama Wira?
“The cure for everything is salt water either tears or the sea.” (Hal 124)
Pertama melihat covernya lagsung klepek-klepek. Warna hitam memberikan kesan amazing ditambah aksen topi, kamera, sepatu, sling bag, jelas memberikan gambaran isinya tentang travelling. Beberapa obyek wisata di Malaysia dan Singapura terasa real saat membacanya. Ditambah lagi pengetahuan tentang balet, parfum branded, makanan yang tidak lazim menjadi informasi positif bagi pembaca.
“If it’s good , it’s wonderful. But if it’s bad, it’s experience.” (Hal 234)
Menggunakan POV 1, pembaca seolah berasa jadi Abby. Cocok sekali untuk menguras emosi dan mengungkapkan perassan yang dialami tokoh utama. Tapi sumpah deh, kagak mau jadi Abby yang tinggal Andre tapi mau sih ketemu Wira, xixixi. Mengangkat tema LGBT yang sedang booming akhir-akhir seolah menjadi daya tarik yang sengaja disematkan mbak Dy. Argh, benar-benar terpikatlah dengan jalan cerita weddinglit ini. Sekalipun WIra terlalu sempurna untuk ada di dunia nyata. Dan hal yang paling suka dari novel adult ini adalah tidak terlalu banyaknya adegan dewasa yang biasa diumbar oleh novel sejenis. Good job mbak.
Some people come into our lives just to teach us how to let go. (Hal 120)
Sesuai yang tertulis di halaman awal, novel ini “Untuk mereka yang (masih) percaya akhir setiap kisah cinta adalah bahagia selamanya …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar